Cerpen – Masa kecil adalah masa yang begitu membahagiakan, bagaimana tidak yang ada hanyalah masa untuk bermain dan belajar. Kali ini aku akan menulis cerpen masa kecil yang bahagia, yang ketika aku membacanya aku ingin sekali kembali ke masa itu tetapi semua itu mustahil. Hmmm
*** Masa Kecil Yang Ku Rindu ***
Oleh : Eka Nur Rahayu
Setelah ku beranjak dewasa, aku mulai merindukan masa kecil yang dulu aku terkadang merasa kesal. Ya karena semasa kecil aku sering disuruh oleh orang tuaku untuk ini itu, membelikan ini itu. Aku kadang merasa sebal karena hal itu tetapi setelah beranjak dewasa aku mulai merindukan hal itu, andai waktu dapat kuputar kembali. Aiiih pagi-pagi aku sudah menghayal padahal tugas sekolahku lagi menumpuk huuuh.
Setelah asik dengan hayalanku aku segera bergegas mandi, setidaknya membuat pikiranku menjadi lebih segar untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Tak lupa sebelum mandi aku melakukan ritual menyiram bunga hehe setelah selesai menyiram bunga aku langsung mandi.
Belum selesai mandi pintuku sudah digedor-gedor oleh temanku Sinta, katanya dia sudah tidak sabar untuk belajar bersamaku. Sinta adalah temanku sejak kecil, dia selalu bersamaku saat belajar dan bermain. Sinta sudah seperti saudara sendiri bagiku, ia sering menginap dirumaku. Terkadang ia juga makan dirumahku seperti rumahnya juga, pun denganku selalu menganggap rumah Sinta seperti rumahku sendiri.
“iya-iya sin aku sudah selesai kok mandinya, tunggu sebentar”ucapku dalam kamar mandi
“cepetan sih Dar... Aku sudah tidak sabar untuk belajar bersamamu hehe”suara cekikikan dari balik pintu
“iya-iya aku udah selesai kok”sahutku sembari membuka pintu
Aku langsung nyelonong saja tanpa menghiraukan ocehan dari Sinta, eh taunya dia sudah ngintil dibelakangku. Setelah aku selesai menyisir rambut, kami segera belajar bersama dan menuntaskan tugas sekolah hari ini. Soal-soal pun tuntas jika dikerjakan bersama, berdiskusi untuk mendapat hasil yang terbaik.
Dari dulu aku dan Sinta begitu kompak tetapi tetap yang menjadi juara kelas aku, Sinta menjadi yang kedua walaupun begitu kami tetap menjadi sahabat yang baik.
Selesai mengerjakan tugas kami bercerita tentang masa kecil, bermain bersama, belajar bersama hingga bermain layang-layang kita pun lakukan. Kami tertawa gembira mengingat kejadian masa kecil dengan yang begitu menyenangkan dan sangat kurindukan. Aku dan Sinta bahagia bisa mengingat masa kecil kami yang polos dan tanpa masalah yang berarti.
Sore pun menjelang Sinta pun meminta izin pulang “Dar aku pulang dulu ya, kan sudah sore. Hari ini aku begitu senang karena bisa bernostalgia mengingat masa kecil yang bahagia” dia memelukku seraya meneteskan air mata
“kamu kenapa sih Sin kok menangis gitu, kita kan lagi bahagia kok menangis sih.... Udah-udah cup-cup”kupeluk sambil ku usap kepalanya
“eh kita kayak teletubies saja sih berpelukan kayak gini”ucapku sambil tertawa
***
Sore ini begitu cerah, udara sejuk dan di sini aku memandang bunga-bunga yang indah. Sejauh mata memandang ku merasa bahagia melihat tanamanku nan indah jelita, terlintas dalam pikiranku tentang masa kecil yang begitu ku rindu adalah ketika aku bisa tertawa lepas, bermain sepuasnya dan bisa meminta ini itu kepada orang tua. Yang dulu tak pernah ku lakukan karena aku menjadi anak yang penurut kepada orang tuaku, tetapi kasih sayang mereka padaku pun tak pernah lekang hingga kini.
Alhamdulillah aku bahagia memiliki orang tua yang penuh pengertian, berlimpah kasih sayang yang begitu menyayangiku. Dalam hati pun selalu berdoa agar kelak aku mampu mengukir senyum indah di bibir kedua orang tuaku, hanya itulah harapanku yang akan ku wujudkan.
Tak terasa senja pun menghampiriku, aku bergegas mandi dan melanjutkan aktivitasku kembali.
0 comments:
Post a Comment