Kumpulan Puisi dan Cerpen

10/8/23

UANG RECEHKU

on  with No comments 
In  

 Cerpen – Selamat malam sahabat mbak nur.... Hari jum'at adalah saatnya kita bercerita ria. Dulu aku tidak suka menulis tetapi suka membaca, tidak pernah juga terlintas dalam benakku jika aku terjun kedalam dunia literasi. Hmmm padahal dulu waktu sekolah begitu mengidam-idamkan menjadi seorang pegawai aiiih mimpi yang begitu tinggi yang tidak dapat ku gapai karena jika aku memaksa untuk menggapainya butuh Rp. 500.000.000 untuk mendapatkan mimpi itu.

 

Tapi aku tak pernah menyesal jika mimpiku tidak menjadi nyata, karena menurutku jika aku mendapatkan titel pegawai tapi dengan cara kotor maka hasil yang ku dapat tidak berkah. So aku lebih suka corat-coret di blog kesayangan ini, walaupun hanya Rp. 500 perak tapi memiliki barokah dikehidupanku.

 

Kali ini aku mau share tentang cerpen yang berisi tentang semangat menabung seorang anak hingga mendapatkan apa yang ia inginkan. Semoga bisa menghibur ya sahabat.... Terimakasih 

 



*** Uang Recehku ***

Oleh : Eka Nur Rahayu

 

Aku adalah anak desa yang dipandang sebelah mata karena aku memiliki keterbatasan fisik, walaupun begitu fisikku tak pernah menjadikan beban dalam hidupku. Malah keterbatasan fisik ini kujadikan motivasi untuk selalu menjadi the best people, dan terbukti aku menjadi juara kelas dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bangga??? Tentu saja karena dari prestasi itu aku sedikit dihargai, mulai dari anak tetangga yang minta diajari belajar.

 

Dari situlah semangatku menjadi bertambah, ku beranikan diri untuk kuliah jurusan keguruan. Awal kuliah aku merasa canggung karena baru kali ini aku berinteraksi dengan teman yang banyak dan memiliki banyak karakteristik. Tetapi semangat untuk ku belajar melebihi rasa canggung itu, aku mulai beradaptasi dan memiliki sahabat yang baik. 

 

Umi dan Dina namanya, mereka adalah salah satu dari sekian banyak teman yang baik kepadaku. Hari ini aku sedang menunggu angkutan umum tetapi belum datang juga, tiba-tiba celoteh umi menggagetkanku “heh ay emang angkotnya belum nyampek?” 

 

“Belum nih um... Aku nunggu sampai pegel rasanya”sahutku sembari memijit kaki

 

“Oh ya... Gimana kalau kita makan dulu, kan dekat kampus ada mie ayam enak”ajaknya sembari menarik tanganku

Tanpa mengatakan apa-apa aku sudah ditarik umi untuk makan mie ayam, aku hanya mengikutinya saja tanpa berkata ba bi bu hehehe kan lumayan ditraktir gumamku dalam hati.

 

Setelah selesai makan kita duduk santai sambil mengobrol ringan, ya tapi tetap obrolannya ngalor ngidul ngetan ngulon tapi itu yang membuatku tidak jenuh saat menunggu angkot. Dan angkot yang ditunggu pun datang, aku berpamitan dengan umi dan berterimakasih atas traktiran mie ayamnya.

 

***

Sesampainya dirumah aku sudah disambut dengan canda tawa anak-anak yang ingin belajar bersamaku, rasa lelahku pulang kuliah terasa lenyap melihat semangat anak-anak. Aku memasang tarif Rp.2000 untuk 1 jam menemani belajar dan mereka pun tak keberatan dengan itu, malah mereka bilang kok murah sekali kak tapi tak ku hiraukan.

 

Aku memiliki 20 orang anak yang ingin belajar bersama, setelah ku hitung lumayanlah uang yang bisa ku dapat dari mereka. Setidaknya aku tidak meminta uang tambahan kepada orang tuaku, dan untuk uang mengerjakan tugas pun bisa teratasi dari uang itu. Mereka begitu antusias dalam belajar tetapi terkadang aku yang kuwalahan menemani mereka, ya maklum karena anak-anak itu terkadang banyak maunya.

 

“anak-anak besok belajarnya libur dulu ya, kakak ada tugas dari kampus. Jadi belajarnya disambung besok lusa”ucapku pada mereka

 

“loh kok libur sih kak”mereka serempak menjawab

 

“iya besok kakak ada tugas dari kampus, jadi untuk besok libur lagi. Kan lusa udah ketemu kakak lagi”tukasku

 

“Baiklah kak”jawab mereka sambil tersenyum

 

Aku hanya melempar senyum untuk mereka dan mengakhiri pembelajaran hari ini. Badan terasa lelah sekali hari ini tetapi aku merasa bahagia, selain aku mendapat rupiah ilmuku juga bisa tersalurkan. Bangga? Tentu saja akhirnya mereka yang memandangku sebelah mata kini mereka tersenyum melihatku.

 

Hari-hariku menjadi berwarna dan bersemangat setiap harinya karena anak-anak yang belajar bersamaku adalah penyemangatku, senyuman dan keberhasilan mereka dalam belajar adalah tujuanku.

 

***

Hidup itu bukan untuk disesali tetapi bagaimana kita untuk menjadikan hidup lebih berarti. Sekian 😍

 

 

Share:

0 comments:

Post a Comment